SEJARAH KESENIAN SAMBOYO PUTRO
Pada awal mulanya di tahun 1977 Samboyo Putro ,kesenian jaranan mulai mendapat pengakuan dari masyarakat dan juga pemerintah.Jaranan Samboyo Putro ini didirikan oleh mantan polwil Kediri dari desa Bandar Lor yang bernama Pak Sukiman atau sering disebut Pak Samboyo.Dengan adanya jaminan dari pihak kepolisian inilah kesenian jaranan mulai bertengger di Kediri dan bersaing dengan kesenian lainnya.
Jaranan Samboyo Putro itu dahulu mendapat wangsit dari Pamenang Joyoboyo.Pak Sukiman(Pak Samboyo) itu mendapatkan wahyu dari Pamenang untuk mendirikan sebuah kesenian jaranan dan menguri-uri kesenian asli kediri ini,
Dan untuk memperbaiki citra kesenian ini yang dulunya di kenal jelek atau mengandung unsur ilmu sesat di mata masyarakat.Atas wangsit yang berasal dari Pamenang tersebut Sukiman berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan citra negatif masyarakat terhadap kesenian jaranan.
Pak Sukirman mulai beralifiasi dengan Pemerintah,Agamawan,dan yang terpenting adalah Masyarakat untuk mendukung eksistensi kesenian jaranan di Kota Kediri.Pasca 1977 inilah kesenian jaranan mulai dipercayai sepenuhnya oleh masyarakat Kediri sebagai kesenian yang bebas dari komunis.
Dahulu sebelum pertunjukan dimulai seluruh pemain atau anggotanya pergi ke Pamenang, tetapi sekarang hanya di lakukan oleh gambuhnya saja.Perubahan ini disebabkan oleh karena ketakutannya pemain jika menjadi korban Pamenang,pemain-pemain itu takut jika suatu saat mengingkari perjanjinya dengan Pamenang.
Pada saat berdirinya Samboyo Putro tahun 1977 itu pak Sukirman mulai berusaha keras untuk mengembalikan citra kesenian jaranan yang sudah buruk di masyarakat,salah satu cara Pak Samboyo yaitu dengan mengadakan Dukun Tiban ,Dukun Tiban tersebut terinspirasi dari Pamenang
Pada masa kejayaannya Samboyo memperoleh penghargaan yaitu mendapatkan juara satu di ajang festival kesenian jaranan se-jawa timur,lalu dalam perjalananya pada tahun 1977-1990 Samboyo Putro pernah tanggapan sebanyak 1674 kali.Selain itu anggota dari Samboyo Putro banyak yang melatih komunitas atau grup kesenian jaranan lain yang ada di Kediri.
Hingga saat ini masyarakat meyakini bahwa Samboyo Putro itu memiliki jasa yang sangat besar untuk mengembalikan citra jaranan di Kediri,yang dulunya sering di bilang jelek atau sesat akhirnya berubah haluan.
Pada masa kejayaan Samboyo Putro di tahun 1985 Pak Sukiman memiliki hubungan erat dengan Pak Sudiono(ngetrep lor-prambon-nganjuk)yang sekarang menjadi pimpinan Samboyo Putro dari tahun 1990-sekarang.
Sebelum Pak Sudiono menjadi pimpinan beliau bekerja sebagai bisnis kayu, apabila pak sudiono mengadakan tebang pilih di hutan pak sukiman selalu memberikan izin,sebaliknya apa bila pak sukiman membutuhkan bahan baku kayu untuk membuat barongan atau pentol klono ,pak sudiono selalu memilih kayu
Ketika pada saat pementasaan Samboyo Putro Pak Sukiman selalu mengundang Pak Sudiono ,padahal waktu itu Pak Sudiono kurang berminat dalam kesenian jaranan.
Kemudian di sela-sela acara ketika pementasan berlangsung Pak Sukiman berkata sambil bercanda "No..., !!! Samboyo iki sok seng ngopeni wong nganjuk lho !!" ,Pak Sudiono tidak tahu bahwa yang dimaksud Pak Sukiman adalah dirinya sendiri.Kemudian pak sukiman mengajak pak sudiono ke petilasan Sri Aji Joyobo di Pamenang.
"olehku biyen ki teko kene lo ..." kata pak sukiman.Pak Sudiono tidak mengerti apa yang di maksud oleh Pak Sukiman.Ketika perjalanan pulang,pak sugiono tidur kaget karena dalam mimpinya sedang memegang Pecut/Cemeti dengan menggunakan baju Bopo/Gambuh,yang diartikan generasi penerus Samboyo Putro setelah Pak Sukiman adalah Pak Sudiono.
Pada tahun 1990 pak sukiman atau biasa disebut pak samboyo itu meninggal.Dan samboyo hampir bubar karena personilnya atau gambunya tidak ingin meneruskan ,mereka memilih bubar atau mendirikan grup jaranan lain.
Setelah pak sukiman meninggal ,sementara pemimpin samboyo adalah pak sumantri atau pak tri.Setelah adanya konflik-konflik yang berkelanjutan pak tri hanya memipin selama 2 tahun.
Kemudian pak sudiono mendapat wangsit dari pamenang,dalam wangsitnya pak samboyo harus meneruskan generasi samboyo putro.Dengan cara Samboyo Putro harus di boyong ke daerah asal pak sudiono yaitu ke ngetrep lor-prambon-nganjuk.
Karena pada saat banyak saingan dari grup kesenian lainyya dan juga konflik-konflik kemudian pak sudiono memboyo semua peralatan dari bandar lor kota kediri menuju ngetrep lor prambon nganjuk , dan mulailah pak sudiono memulai merintis Samboyo Putro yang telah lama vakum hampir 1 tahun.
Untuk mengenang jasa pak sukiman pada barongan samboyo putro (barongan samboyo putro bernama mbah legi,pak dhe sukiman ,dan pak dhe cokro miharjo) di beri nama "Bhayangkara",yang artinya keberanian melawan bebaya/marabahaya.
Dahulu samboyo putro mendapatkan penghargaan dari Sinuwun Hamengku Buwono X yang berupa logo keraton ngayogjakarta.
Pasca jaranan samboyo bubar ,jaranan sudah mulai merebak hampir di seluruh desa desa kota kediri memiliki jaranan masing masing.Akan tetapi mereka masih berkiblat dan memilik karajter seperti Samboyo Putro.
by support: Tuhan Yang Esa dan juga Baron channel
Jaranan Samboyo Putro itu dahulu mendapat wangsit dari Pamenang Joyoboyo.Pak Sukiman(Pak Samboyo) itu mendapatkan wahyu dari Pamenang untuk mendirikan sebuah kesenian jaranan dan menguri-uri kesenian asli kediri ini,
Dan untuk memperbaiki citra kesenian ini yang dulunya di kenal jelek atau mengandung unsur ilmu sesat di mata masyarakat.Atas wangsit yang berasal dari Pamenang tersebut Sukiman berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan citra negatif masyarakat terhadap kesenian jaranan.
Pak Sukirman mulai beralifiasi dengan Pemerintah,Agamawan,dan yang terpenting adalah Masyarakat untuk mendukung eksistensi kesenian jaranan di Kota Kediri.Pasca 1977 inilah kesenian jaranan mulai dipercayai sepenuhnya oleh masyarakat Kediri sebagai kesenian yang bebas dari komunis.
Dahulu sebelum pertunjukan dimulai seluruh pemain atau anggotanya pergi ke Pamenang, tetapi sekarang hanya di lakukan oleh gambuhnya saja.Perubahan ini disebabkan oleh karena ketakutannya pemain jika menjadi korban Pamenang,pemain-pemain itu takut jika suatu saat mengingkari perjanjinya dengan Pamenang.
Pada saat berdirinya Samboyo Putro tahun 1977 itu pak Sukirman mulai berusaha keras untuk mengembalikan citra kesenian jaranan yang sudah buruk di masyarakat,salah satu cara Pak Samboyo yaitu dengan mengadakan Dukun Tiban ,Dukun Tiban tersebut terinspirasi dari Pamenang
Pada masa kejayaannya Samboyo memperoleh penghargaan yaitu mendapatkan juara satu di ajang festival kesenian jaranan se-jawa timur,lalu dalam perjalananya pada tahun 1977-1990 Samboyo Putro pernah tanggapan sebanyak 1674 kali.Selain itu anggota dari Samboyo Putro banyak yang melatih komunitas atau grup kesenian jaranan lain yang ada di Kediri.
Hingga saat ini masyarakat meyakini bahwa Samboyo Putro itu memiliki jasa yang sangat besar untuk mengembalikan citra jaranan di Kediri,yang dulunya sering di bilang jelek atau sesat akhirnya berubah haluan.
Pada masa kejayaan Samboyo Putro di tahun 1985 Pak Sukiman memiliki hubungan erat dengan Pak Sudiono(ngetrep lor-prambon-nganjuk)yang sekarang menjadi pimpinan Samboyo Putro dari tahun 1990-sekarang.
Sebelum Pak Sudiono menjadi pimpinan beliau bekerja sebagai bisnis kayu, apabila pak sudiono mengadakan tebang pilih di hutan pak sukiman selalu memberikan izin,sebaliknya apa bila pak sukiman membutuhkan bahan baku kayu untuk membuat barongan atau pentol klono ,pak sudiono selalu memilih kayu
Ketika pada saat pementasaan Samboyo Putro Pak Sukiman selalu mengundang Pak Sudiono ,padahal waktu itu Pak Sudiono kurang berminat dalam kesenian jaranan.
Kemudian di sela-sela acara ketika pementasan berlangsung Pak Sukiman berkata sambil bercanda "No..., !!! Samboyo iki sok seng ngopeni wong nganjuk lho !!" ,Pak Sudiono tidak tahu bahwa yang dimaksud Pak Sukiman adalah dirinya sendiri.Kemudian pak sukiman mengajak pak sudiono ke petilasan Sri Aji Joyobo di Pamenang.
"olehku biyen ki teko kene lo ..." kata pak sukiman.Pak Sudiono tidak mengerti apa yang di maksud oleh Pak Sukiman.Ketika perjalanan pulang,pak sugiono tidur kaget karena dalam mimpinya sedang memegang Pecut/Cemeti dengan menggunakan baju Bopo/Gambuh,yang diartikan generasi penerus Samboyo Putro setelah Pak Sukiman adalah Pak Sudiono.
Pada tahun 1990 pak sukiman atau biasa disebut pak samboyo itu meninggal.Dan samboyo hampir bubar karena personilnya atau gambunya tidak ingin meneruskan ,mereka memilih bubar atau mendirikan grup jaranan lain.
Setelah pak sukiman meninggal ,sementara pemimpin samboyo adalah pak sumantri atau pak tri.Setelah adanya konflik-konflik yang berkelanjutan pak tri hanya memipin selama 2 tahun.
Kemudian pak sudiono mendapat wangsit dari pamenang,dalam wangsitnya pak samboyo harus meneruskan generasi samboyo putro.Dengan cara Samboyo Putro harus di boyong ke daerah asal pak sudiono yaitu ke ngetrep lor-prambon-nganjuk.
Karena pada saat banyak saingan dari grup kesenian lainyya dan juga konflik-konflik kemudian pak sudiono memboyo semua peralatan dari bandar lor kota kediri menuju ngetrep lor prambon nganjuk , dan mulailah pak sudiono memulai merintis Samboyo Putro yang telah lama vakum hampir 1 tahun.
Untuk mengenang jasa pak sukiman pada barongan samboyo putro (barongan samboyo putro bernama mbah legi,pak dhe sukiman ,dan pak dhe cokro miharjo) di beri nama "Bhayangkara",yang artinya keberanian melawan bebaya/marabahaya.
Dahulu samboyo putro mendapatkan penghargaan dari Sinuwun Hamengku Buwono X yang berupa logo keraton ngayogjakarta.
Pasca jaranan samboyo bubar ,jaranan sudah mulai merebak hampir di seluruh desa desa kota kediri memiliki jaranan masing masing.Akan tetapi mereka masih berkiblat dan memilik karajter seperti Samboyo Putro.
by support: Tuhan Yang Esa dan juga Baron channel
Kalau boleh tau apa isi perjanjian yang dibuat pak?
ReplyDelete